Laman

Minggu, 14 Maret 2010

Badai Matahari 2011-2012-2013

Tahun 2012 tiba-tiba menjadi angka yang populer mengalahkan angka 4 dan 13 dalam aspek negatif, setelah para ilmuwan dan penulis belakangan ini mengungkapkan ramalan bangsa Maya kuno tentang berakhir-nya zaman yang jatuh pada 21 Desember 2012, akhir siklus kalender bangsa itu.

Banyak buku yang terbit mengenai ramalan ini, termasuk Apocalypse 2012 yang paling terkenal. Buku karya Lawrence E. Joseph, wartawan dan Ketua Dewan Direksi Aerospace Consulting Corporation di New Mexico, Amerika Serikat, ini terbit dalam bahasa Indonesia dengan judul Kiamat 2012: Investigasi Akhir Zaman.

Dari hasil penelitian di berbagai negara akan terjadi Badai Matahari 2011-2012-2013. Tapi apakah badai tersebut yang menimbulkan kiamat !!!

Namun diluar ramalan tersebut, sebenarnya beberapa badan penelitian antariksa luar negeri dan Indonesia sudah memprediksi akan terjadi suatu fenomena alam besar yang akan mempengaruhi kehidupan manusia. Dikutip dari situs harian kompas :

“menurut Deputi Bidang Sains Pengkajian dan Informasi Kedirgantaraan, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Bambang S Tedjasukmana, fenomena yang dapat diprakirakan kemunculannya pada sekitar tahun 2011-2012 adalah badai Matahari. Prediksi ini berdasarkan pemantauan pusat pemantau cuaca antariksa di beberapa negara sejak tahun 1960-an dan di Indonesia oleh Lapan sejak tahun 1975."

Solar storm atau badai matahari adalah fenomena alam yang terjadi pada matahari ketika terlemparnya proton dan elektron akibat aktifitas magnetik matahari yang biasanya terjadi 11 tahun sekali. badai Matahari terjadi ketika muncul flare dan Coronal Mass Ejection (CME). Flare adalah ledakan besar di atmosfer Matahari yang dayanya setara dengan 66 juta kali ledakan bom atom Hiroshima. Adapun CME merupakan ledakan sangat besar yang menyebabkan lontaran partikel berkecepatan 400 kilometer per detik.

Gangguan cuaca Matahari ini dapat memengaruhi kondisi muatan antariksa hingga memengaruhi magnet Bumi, selanjutnya berdampak pada sistem kelistrikan, transportasi yang mengandalkan satelit navigasi global positioning system (GPS) dan sistem komunikasi yang menggunakan satelit komunikasi dan gelombang frekuensi tinggi (HF), serta dapat membahayakan kehidupan atau kesehatan manusia. ”Karena gangguan magnet Bumi, pengguna alat pacu jantung dapat mengalami gangguan yang berarti.

Akibat aktifitas magnetik tersebut, gelombang magnetik yang mengarah ke bumi menghalangi sinyal-sinyal komunikasi. Oleh karena itu seluruh alat komunikasi yang menggunakan sinyal elektromagnetik mungkin akan tidak berfungsi dengan baik.

Siklus badai matahari itu oleh para astronom diberi nomor untuk memudahkan pengenalan. Siklus yang akan terjadi pada 2012-2013, misalnya, diberi nomor 24. Pada saat itu, belum tentu intensitas ledakan paling kuatnya terjadi pada tahun itu juga, tapi bisa jadi sebelum atau sesudah puncak siklus tersebut.

Badai matahari itu baru menjadi persoalan jika ledakannya mengarah ke bumi. Saat itu, bukan hanya satelit yang mengangkasa di orbit bumi yang terganggu. Bumi pun mengalaminya.

Bahkan Fenomena ini juga sangat berpengaruh pada pembangkit listrik jika terus dinyalakan pada saat badai berlangsung karena medan magnet bumi yang tidak stabil. Jika pembangkit listrik tersebut rusak maka dibutuhkan waktu sekira 2 tahun untuk membangunnya kembali. Hal ini memaksa masyarakat untuk kembali hidup tanpa listrik hingga pembangkit listrik baru selesai dibangun. Menurut wikipedia, hal ini pernah terjadi di Quebec pada 13 maret 1989 dimana 6 juta orang hidup tanpa listrik selama 9 jam. Padahal puncak ledakan solar storm jika mengenai bumi bisa mencapai lebih dari 2 hari.

Ledakan matahari kini sudah menjadi perhatian dunia. Sejumlah satelit telah diluncurkan khusus untuk mengamati ledakan ini. Informasi ledakan juga disebar secara terbuka di Internet, sehingga operator satelit, misalnya, dapat segera mengendalikan satelitnya pada posisi stand-by, kondisi minimum untuk menekan dampak badai.

Chatief Kunjaya, asisten profesor di Departemen Astronomi Institut Teknologi Bandung, membenarkan bahwa catatan mengenai gangguan akibat badai matahari ini sebatas pada gangguan sistem satelit hingga padamnya listrik. "Selama ini, tidak pernah menimbulkan bahaya langsung di kehidupan manusia," katanya.

Gangguan komunikasi, kata Chatief, ada kemungkinan bakal mendominasi efek badai matahari. "Gangguan yang dulu tidak terlalu kentara itu kini bakal terasa seiring dengan meningkatnya penggunaan telepon yang mengandalkan jaringan satelit," katanya.

Apabila dilihat dari aspek keilmuan ke antariksa'an sebenarnya bumi tidak mengalami kehancur-leburan atau bencana alam yang besar, namun kemungkinan peradaban manusia saat ini yang mengandalkan tehnologi komunikasi dan kelistrikan yang akan terganggu. Tetapi manusia sekarang adalah manusia cerdas, mungkin dari sekarang tanpa sepengetahuan kita, pihak-pihak terkait di seluruh dunia telah mengantisipasi kejadian alam ini. Mari kita berdoa kepada sang MAHA PENGATUR ALAM semoga badai matahari tidak mengarah ke BUMI. Kita sebagai manusia hanya bisa ber-doa dan berbuat, ALLOH SWT yang menentukan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar